ADS

Jumat, 14 April 2017

Kasus menarik

Ya sebelumnya saya ingin sharing tentang pengalaman tugas kasus yang pernah kita lakukan dalam kelompok, yang mana tugas tersebut mengharuskan mewawancarai dan mengobservasi perilaku subjek secara langsung kemudian dianalisis dengan teori yang ada. Subjek penelitian kali ini kami mengambil dari teman kami yang memiliki masalah yang cukup bisa untuk dianalisis, subjek sangat bersedia untuk diwawancarai namun demi keamanan nama subjek kami samarkan.

Hasil wawancara yang sudah dicangkup intinya:

W adalah seorang perempuan berusia 20 tahun. W anak kedua dari 4 bersaudara, kakaknya laki-laki berusia 23 tahun, dan dua adiknya perempuan berusia 17 dan 15 tahun. Sejak kecil hubungan W dengan ibunya sangat buruk, bahkan W merasa sangat membenci ibunya. W menganggap ibunya adalah sumber penderitaan bagi diri dan keluarganya. Pada waktu W berusia 5 tahun, ibunya pergi dari rumah, kabur dengan laki-laki, padahal waktu itu adik W yang paling kecil baru berusia 3 bulan. Ibunya tidak pernah bercerai dari ayahnya. Empat bulan sebelum ibunya kabur, ayah W mengalami kecelakaan, sehingga sulit berjalan. Sepeninggal ibunya, W dan saudara-saudaranya diurus oleh kakek-neneknya yang rumahnya bersebelahan. Sejak itu W tidak bertemu lagi dengan ibunya.

  Karena kepergian ibunya, W hanya sekolah sampai pertengahan kelas 4 SD. Badannya yang besar & kuat membuat W bisa membantu bekerja di sawah dan mengerjakan urusan rumah tangga. Waktunya habis untuk mengurusi keluarga. Kakaknya sekolah sampai lulus SMP dan kedua adiknya meneruskan sekolah sampai SMP juga. Ketika W remaja, ibunya datang dan menyampaikan keinginannya untuk kembali bersama lagi dengan keluarga W melalui salah satu saudaranya. Namun, reaksi W sangat keras menolak ibunya. Kepada bapaknya dia mengancam, “Bapak mau pilih ibu atau saya.

  Jika bapak pilih ibu, saya akan kabur dan tidak akan pernah kembali. Hati ini masih sakit dan malu jadi cemoohan orang-orang”. Saat ini hubungan W dengan ayahnya tidak terlalu dekat, bahkan cenderung kaku. W jarang berkomunikasi dengan ayahnya (tidak pernah bercanda). Dia hanya berkomunikasi jika ada hal-hal yang penting atau jika dia ingin minta uang. Menurut W, ayahnya seorang yang pendiam dan sabar. Kebetulan W sering marah bahkan kalau sudah marah sering ‘kabur’ dari rumah (pergi ke rumah temannya beberapa hari) dan ayahnya tidak pernah memarahinya.

  Jika minta uang, W tidak mau ditanya alasannya. Jika ditanya dia menjadi marah. Meskipun di lingkungan rumah W termasuk orang yang suka marah dan kaku, tetapi di lingkungan tetangganya W termasuk anak yang baik dan ramah. Dalam pergaulan dengan teman sejenis sangat akrab dan ramah. W tidak pelit & suka membantu sehingga teman-teman senang bersamanya. winda juga punya banyak teman laki-laki. Rumahnya tidak pernah sepi dari teman-temannya. W tanpa merasa risih jika kemana-mana harus diantar oleh teman laki-lakinya berganti-ganti, bahkan W merasa enak saja menerimanya jika teman-teman laki-lakinya memberi uang atau membelikannya baju meskipun teman itu bukan pacarnya.

  W sering berganti-ganti pacar. Jika berpacaran, W tidak serius dan bahkan masih sempat memikirkan laki-laki lain. Jika keluarganya menunjukkan sikap kurang setuju dengan pacarnya, W langsung memutus laki-laki tersebut dan anti dengan laki-laki lain. Menurut nya berpacaran itu harus mencari laki-laki yang ganteng dan punya motor. Suatu ketika W cinta sekali dengan salah seorang laki-laki dan laki-laki tersebut pacarnya. Namun, perilaku laki-laki tersebut sangat kasar, tidak menghargai keluarganya, bahkan jika main ke rumahnya tidak mau berkomunikasi dengan yang lain kecuali dengannya.

  Jika sedang di rumah, W cenderung suka marah-marah dan sering merasa ‘jengkel’ meskipun dengan orang-orang di luar rumahnya dia dikenal orang yang sangat baik dan ramah.  Jika adik-adiknya bersikap atau berperilaku yang tidak disukainya, dia langsung marah-marah. Namun kemarahannya tidak sampai merusak barang-barang atau memukul adiknya. Reaksi marahnya hanya muncul dalam bentuk kata-kata saja. Isi kata-katanya selalu mengungkit bahwa dirinyalah yang selama ini sudah membanting tulang untuk andil membesarkan adik-adiknya. Jika kekesalannya sudah memuncak, W akan kabur dari rumah beberapa hari dan setelah kembali ia akan merasa tenang kembali karena selama pergi dia selalu curhat dengan teman-temannya.

Sumber: Subjek W (Asal Tenggarong Kalimantan Timur).
tahun 2014